Pemula Wajib Tahu, 7 Kesalahan Berbisnis By Dewa Eka Prayoga
Setelah lelah menjadi karyawan perusahaan orang, Berbisnis banyak menjadi pilihan. Salah satu alasanya adalah supaya mandiri dan tidak menjadi kuli. Seperti kalimat, sekecil apapun usahanya, kamu adalah bosnya. Berbisnis juga menjadikan kita lebih bebas dalam bekerja, bagaimana dalam menjalankan bisnis, ya itu terserah kita.
Bukan hanya karyawan yang sudah pensiun, anak muda sekarang juga sudah banyak yang menekuni bisnis. Berbisnis seperti menjadi trend. Apalagi setelah adanya sosial media, banyak pebisnis sukses yang masih berusia muda. Hal itu yang kemudian menjadi triger anak muda memulai bisnis.
Dibalik manisnya hasil dari berbisnis, pasti ada pahitnya juga. Berbisnis tidak selalu mulus. Jatuh Bangun sebuah bisnis adalah hal yang sudah biasa terjadi. Oleh karena itu berbisnispun membutuhkan ilmu. Sembari bisnis berjalan sembari belajar memperdalam ilmu bisnis
Tapi dalam berbisnis apalagi pemula karena belum mengerti dunia bisnis, banyak kesalahan yang dilakukan baik disardari ataupun tidak. Mengutip dari buku karya Dewa Eka Prayoga dengan judul “7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula” berikut ringkasan yang bisa kamu pelajari.
1. Asal bertindak
Asal bertindak yang dimaksud dalam buku ini seringkali pengusaha pemula yang memulai bisnisnya tanpa berfikir dan tanpa melakukan perencanaan yang matang. Hal ini bisa dipicu karena melihat konten tentang pengusaha sukses dan langsung gass buat bisnis sendiri.
Memang tidak salah berani memulai bisnis seperti hashtag mulaiaja dulu, tapijika dilakukan tanpa perencanaan yang matang, maka kemungkinan kegagalan pada awal adalah 99%. Kegagalan orang lain adalah untuk pelajaran,dan jangan sampai kamu melakukan kesalahan yang sama.
2. Ikut-ikutan
Seperti yang minkan katakan, binis seperti menjadi trend, ikut-ikutan.Lihat temen, artis,influencer bisnisnya lancar, terus ikutan. Dalam berbisnis kita tidak boleh ikut-ikutan. Kita juga harus menentukan identitas bisnis kita, apakah ingin dikenal sebagai pebisnis tambang, pebisnis makanan dan lain-lain. Jangan sampai kita hanya palugada (apa lu mau gua ada).
3. Gampang Percaya
Gampang percaya dengan karyawan, partner bisnis, supplier, teman, keluarga, dan lainnya. Sangatlah berbahaya jika kita tidak sadar telah dibohongi oleh seseorang. Walaupun kepercayaan adalahsalah satu aspek yang penting, kita juga perlu untuk lebih waspada.
Jika kepercayaan kita tidak dihargai, efeknya bukan hanya untuk usaha yang kita bangun, tapi juga dapat berdampak untuk diri kita sendiri. Apalagi jika sampai menimbulkan trauma.
4. Ingin Cepat
“Segala sesuatu yang diraih dengan cepat akan berakhir dengan cepat”
Karena berfikir bahwa kita adalah seorang pengusaha, seringkali kita ingin merekrut karyawan padahal bisnisnya baru buka sebulan! Tak salah jika kita merekrut karyawan, namun baik adanya bila kita mengetahui dahulu bisnis kita secara lebih mendalam.
Tidak ada sukses yang cepat. Semuanya berproses dan dimulai dari langkah kecil. Apalagiketika merintis, tantanganya pasti banyak, damn hanya orang yang sabar dankuat yang bisa menghadapi dan melewati tantangan tersebut.
5. Banyak Gaya
“Sombong adalah awal dari kehancuran”
Baru dapat omset 500 juta sudah beli mobil, gimana nggak hancur bisnisnya. Kalau mobilnya dipakai untuk operasional usaha ya nggak salah, tapi kalau cuman dipakai buat gaya-gayaan kan lain ceritanya.
6. Mudah Hutang
Pada point keenam ini penulis menekankan untuk tidak berhutang besar pada saat baru membuka usaha, karena “Tidak masuk akal jika kita harus membayar sesuatu yang pasti dengan sesuatu yang tidak pasti”.
Ada baiknya membuka usaha atau bisnis dengan tabungan sendiri. Sesuaikan jenis bisnis yang mau kita bagun dengan budget yang kita punya.Karena kita tidak pernah Tahu apakah bisnis kita berjalan bagus atau tidak. Jika tidak berjalan bagus? Mau di bayar pakaiapa hutang kita yang terlanjur banyak?
7. Buta Finansial
Buta finansial adalah ketidakmampuan kita dalam mengetahui kondisi keuangan sendiri maupun usaha dibalik angka-angka. Kurangnya pemahaman dalam membaca laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sebuah usaha bangkrut.