Hindari Burnout! Berikut Tips Pencegahannya
Apakah kamu pernah mendengar istilah burnout? Pada tahun 1973 istilah ini digunakan dalam jurnal psikologi yang membahas sindrom “burnout”. Kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga secara emosional seseorang merasakan kelelahan dan kejenuhan secara fisik disebabkan banyaknya tuntutan tugas untuk menggapai ekspektasi tertentu inilah yang disebut dengan burnout. Durasi, intensitas, frekuensi, dan konsekuensi seseorang yang mengalami burnout berbeda-beda.
Tak hanya stres biasa, burnout syndrome akibat tekanan pekerjaan ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mental lainnya. Perintah atasan yang terus menerus berdatangan, memaksa diri untuk terus bekerja, dan stres berkepanjangan karena masalah pekerjaan ini menjadi pemicu burnout. Stres kerja yang tercipta berinteraksi dengan faktor dalam diri seseorang sehingga mengakibatkan seseorang menyimpang dari fungsi normalnya. Tentunya setiap pekerjaan memiliki hambatan, tantangan, dan kesulitannya masing-masing. Namun, tak mengenal gender dan usia, siapapun dapat mengalami burnout terlebih orang-orang dewasa yang tidak mampu memenuhi ekspektasi pekerjaan.
Istilah yang juga dikenal dengan job burnout ini akan berdampak dan menimbulkan sikap negatif, frustasi, menurunnya motivasi terhadap belajar, merasa gagal, self esteem issues, bahkan menimbulkan perasaan social rejection. Kondisi burnout ini memiliki ciri-ciri merasa lelah terus-terusan, mudah sakit, mudah marah, membenci pekerjaan yang dilakoni, dan tidak lagi produktif dalam bekerja, serta menghindari untuk bertemu dengan orang-orang. Kamu dapat mencegah dan menghindari syndrome bornout ini dengan berbagai cara berikut.
1. Membuat Skala Prioritas
Mengurutkan pekerjaan dari yang paling penting hingga ke yang kurang penting dalam menentukan skala prioritas. Buatlah prioritas pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tingkatan levelnya. Lakukan pekerjaan berdasarkan kontrak awal bekerja, jangan sampai tanggung jawab yang diemban berlebihan yang dapat menyebabkan kelelahan. Maka dari itu, dengan adanya skala prioritas energimu tidak banyak terkuras dan terhindar dari kelelahan fisik dan mental.
2. Memberi Self Reward
Kekhawatiran dan stres kerja tidak akan timbul ketika kamu menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan. Bersikaplah realistis dan mengatur mindset agar tidak overthinking terhadap perkerjaan yang dilakukan. Meskipun mungkin terdapat beberapa hal yang tidak disukai ataupun mendapatkan prestasi dari hal yang disukai, kamu harus mengapresiasi itu. Beri self reward atas pencapaian-pencapaian tersebut agar terhindar dari burnout.
3. Mengubah life style
Introspeksi diri untuk menjalani hidup lebih baik perlu dilakukan supaya terhindar dari job burnout. Jika kamu suka makan junk food, terlalu sering melakukan lembur, atau bahkan hingga sering begadang maka harus segera diubah. Lakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, dan rutin berolahraga. Jangan sampai kamu melakukan pola hidup dengan toxic productivity.
4. Menjaga Boundaries Pada Diri
Memberi batasan yang jelas pada diri sendiri perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan hidup dengan baik. Ketika mendapatkan waktu libur manfaatkanlah dengan baik dan rehat sejenak dari rutinitas pekerjaan. Pergilah berlibur dan lakukan hobi yang disukai untuk bersantai dan menjernihkan pikiran. Dengan begitu, kamu bisa recharge tenaga agar lebih segar dan pulih secara fisik maupun mental sehingga termotivasi kembali dalam pekerjaan.
5. Mindfulness
Cara terakhir untuk menghindari syndrome burnout adalah dengan mindfulness yang merupakan salah satu upaya meditasi yang bisa melatih kamu untuk fokus pada kondisi yang ada di sekitar sekaligus merasakan emosi dan menerimanya secara terbuka. Meditasi ini diterapkan dengan melakukan posisi duduk ternyaman dan memusatkan perhatian pada detak jantung dan aliran nafas. Dengan ini, kamu dapat merasakan segala hal yang terjadi dalam pikiran tanpa takut penilaian dari orang lain sehingga dapat membantu untuk menghadapi situasi yang sulit.