Yuk Kenali 5 Modus Penipuan di Dunia DIgital, Bahaya!
Cepatnya perkembangan teknologi membuat manusia beraktivitas di dunia digital karena kepastian dan kemudahannya. Di sisi lain, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian sehingga masyarakat perlu mewaspadai modus-modus baru yang muncul seiring perkembangan teknologi.
Sekarang ini pelaku kejahatan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan aksinya. Tidak hanya penipuan-penipuan kecil, tetapi ada juga oang yang tertipu dengankerugian yang cukup besar. Sampai berjuta-juta, atau bahkan ada juga yang merenggut usahanya.
Eko Prasetyo, Founder-Komisaris Lenere Business Suite berpesan bahwa masyaakat “Harus waspada karena modus baru akan terus bertambah. Jadi mau tidak mau, teman-teman harus menggunakan akal sehat dan logika dalam memahami informasi yang ada,”.
Oleh karena itu di dunia modern saat ini kita haruslebih waspada dan pintar-pintar beraktivitas di dunia digital. Filter dan seleksi harus selalu diteapkan supaya kita tidak tejebak oleh penipuan digital.
Bekerja, belajar, belanja, transaksi perbankan hingga investasi semuanya bisa dilakukan secara online. Namun, kamu tak boleh lengah dan harus tetap waspada saat transaksi online dan menjaga keamanan akun-akun digital yang kamu miliki.
Supaya bisa waspada, yuk kenali terlebih dahulu jenis-jenis modus penipuan yang memanfaatkan dunia digital. Ada lima modus penipuan online, diantaranya:
1. Phising
Pertama, modus penipuan di antaranya phising dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi, bisa berbicara lewat telepon, email atau pesan teks.
Phising adalah merupakan upaya untuk menggali data-data pribadi. Data tersebut biasanya digunakan untuk kejahatan berikutnya. Pelaku akan menanyakan data sensitif untuk mengakses akun penting yang mengakibatkan pencurian identitas hingga kerugian.
Sebaiknya, kamu jangan pernah mengunggah foto selfie dengan memegang kartu identitas seperti KTP, SIM, NPWP hingga Kartu Kredit di platform sosial media (Facebook, Instagram, Twitter, TikTok), maupun website dan aplikasi yang tidak kamu kenal.
2. Pharming
Kedua, pharming. Pharming handphone adalah penipuan dengan modus mengarahkan mangsanya kepada situs web palsu, di mana entri domain name system yang diklik korban tersimpan dalam bentuk cache.
"Sehingga dapat memudahkan pelaku untuk mengakses perangkat pelaku secara ilegal. Contohnya, pembuatan domain seolah-olah mirip dengan asal institusi dari yang aslinya. Pelaku akan menaruh atau memasang malware supaya nantinya bisa mengaksesnya secara ilegal. Kasus seperti ini banyak terjadi umpamanya ada yang whatsapp-nya disadap/diambilalih karena ponsel sudah dipasangkan malware oleh pelaku sehingga data-data pribadinya dicuri," ungkapnya.
Apabila tiba-tiba kamu mendapat pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal maupun dari grup atau kerabat yang menyebar link hadiah/promosi/diskon, jangan dibuka. Biarkan saja. Apabila kam masih ngelirik-lirik dan penasaran, lebih baik dihapus saja, biar aman.
3. Sniffing
Ketiga yaitu sniffing. Sniffing adalah itu dilakukan peretas untuk mengumpulkan informasi secara ilegal lewat jaringan yang ada pada perangkat korbannya, dan mengakses aplikasi yang menyimpan data penting pengguna.
Modus sniffing paling banyak terjadi saat menggunakan Wi-Fi umum di ruang publik, terlebih digunakan untuk bertransaksi. Hal itu disebutnya membahayakan lantaran dapat dimanfaatkan oleh pelaku.
4. Money mule
Keempat, money mule adalah jenis penipuan oknum yang meminta korban untuk menerima sejumlah uang ke rekening, untuk ditransfer ke rekening orang lain.
Misalnya, Penipuan jenis ini biasanya korban akan ditawari ataudiberi info mendapat hadiah barang tetentu. Tetapi hadiah itu bisa diberikan ketika si korban sudah membayar pajak hadiah terlebih dahulu.
Jadi, sekarang itu masyarakat perlu berhati-hati karena money mule ini digunakan untuk money laundry atau pencucian uang.
5. Social engineering
Modus social enginering adalah memanipulasi psikologis korban hingga tidak sadar memberikan informasi penting dan sensitif yang kita miliki. Jadi seperti hipnotis di dunia digital yaaa.
Setelah itu nantinya pelaku akan mengambil kode OTP atau password jika sudah memahami perilaku targetnya. Oleh karenanya jangan berikan informasi penting tersebut, apalagi untuk akun-akun e-money.
Perkembangan teknologi akan terus berkembag. Kejahatan teknologipun akan semakin ganas. Bijak-bijaklah dalam beraktivitas di dunia digital. Tetap waspada, dan semoga informasi diatas bermanfaat.
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210820100920-185-682841/kenali-5-modus-penipuan-online-di-indonesia