Tips Psikologi: Sukses Membangun Kembali Pernikahan Pasca Bercerai
Siapa sih yang mau mengalami gagal dalam pernikahannya? Tentu tidak ada pasangan yang berharap pernikahannya kandas ditrngah perjalanan. Perceraian tidak hanya meninggalkan luka, tetapi bisa juga meninggalkan trauma. Takut sakit hati, kecewa, atau takut mengulangi kesalahan yang sama bisa saja selalu menghantui. Hal ini yang kemudian membuat orang yang pernah bercerai ragu-ragu untuk menikah kembali.
Akan tetap ijika memang keadaan memaksa terjadinya perceraian, maka mungkin itu adalah hal yang terbaik bagi keduanya. Akan tetapi kehidupan harus terus berjalan. Salah satunyamove on dan menikah kembali adalah pilihan yang bisa diambilTetapi bukan berati buru-buru menikah setelah bercerai. apalagi jika alasan menikah kembalihanya untuk membuat cemburu pasangan kamu sebelumnya. Menikah dalam keadaan tersebut bukanlah pilihan yang baik.
Menurutpenelitian yang dilakukan di Bowling Green State University Amerika, resiko perceraian di pernikahan kedua adalah 60% dan meningkat 5% untuk pernkahan ketiga dan seterusnya. beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya belum move on dengan pasangan sebeumnya, masalah finansial, merasa sudah berpengalaman, terlalu berekspektasi lebih dan melakukan kesalahan berulang seperti yang dialami pada pernikahan pertama.
Selain itu jika di pernikahan pertama kamu mempunyai anak, ada banyak hallagi yangharus dipersiapkan untuk pernikahan kedua. Bukan hanya mementingkan ego diri sendiri, kamu juga perlu memperhatikan perasaan anak sebelum menikah kembali. Jangan sampai anak merasa pernikahan keduamu tidak ada bedanya dengan pernikahan pertama, atau bahkan lebih buruk. Bicarakan baik-baik keinginanmu menikah dengan anak, dan mintalah pendapat dari anakmu, baik tentang perikahan, atautentang calon papa barunya.
Tidak semuapernikahan kedua berhasil. Tapi tidak sema pernikahan kedua mengalami kegagalan. Banyak juga pasangan yang lebih beruntung dan sukses di pernikahannya yang kedua. Oleh karena itu perlu pikiran yang jernih dan pertimbangan yang matang ketika akan melakukan pernkahan kedua, Berikut tips sukses untuk pernikahan kedua dari segi psikologi:
disarankan oleh psikolog:
1. Pergi ke Konseling Pernikahan
Menurut Ikhsan, jika kamu merasa ada perbedaan visi ataupun pemikiran, perlu dicarikan jalan keluarnya. Salah satu caranya dengan konsultasi ke konseling pernikahan.
“Sebelum menikah lagi sebaiknya pergi ke konseling pernikahan dulu. Supaya hubungan yang dijalani kali ini memiliki visi misi yang sama dan punya komitmen dalam menjalaninya,” jelasnya.
“Kemudian, biasanya, kan, punya trauma tersendiri terkait kegagalan menikah. Tujuan konseling agar sama-sama mengetahui apa saja yang menjadi potensi timbulnya konflik dalam pernikahan,” tambah Ikhsan menjelaskan.
Selain itu, saat sedang jatuh cinta lagi, biasanya kita mudah mengabaikan masalah-masalah kecil. Padahal, kalau dibiarkan, lama-kelamaan bisa menumpuk jadi masalah besar!
Jadi, pihak ketiga, yaitu konselor pernikahan, bisa menjelaskan adanya risiko akibat mengabaikan masalah sekecil apapun.
Konseling pernikahan juga bisa menjadi terapi individu yang membantu Anda dalam menjalani hubungan asmara. Terlebih, jika Anda mengalami kebencian atau ketakutan yang timbul akibat pernikahan pertama.
2. Jangan Pernah Membandingkan dengan Mantan
Tanpa disadari, beberapa orang suka membanding-bandingkan pasangan sekarang dengan yang dulu. Jika kamu sering melakukan hal ini, sebaiknya dihindari, ya.
Membandingkan pasangan biasanya muncul ketika kamu berada di situasi yang sama. Misalnya, saat berdebat mengenai suatu hal yang pernah dialami dengan pasangan dulu.
3. Bersikap Realistis
Di pernikahan kedua ini kamu harus bersikap realistis. Maksudnya, kamu tidak berharap atau memiliki ekspektasi berlebihan.
Misalnya, kamu yakin pernikahan kedua ini minim konflik atau pasangan akan lebih mengerti Anda dibanding mantan yang dulu.
Maka perlu diketahui, setiap hubungan tidak ada yang sempurna. Setiap hubungan akan selalu punya konflik atau masalah, dan setiap pasangan pasti punya kekurangan yang membuat kamu jengkel.
Tidak ada jaminan pernikahan kedua akan selalu bahagia apabila tidak diusakan bersama oleh pasangan
Jika demikian, atur harapan Anda senormal mungkin. Jangan berharap pada orang lain. Usahakan yang terbaik, komunikasikan dengan jelas setiap maksud, dan belajar dari kesalahan yang terdahulu agar hubungan Anda bisa langgeng.
4. Jangan Menghindari Konflik
Menurut sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan oleh Journal of Psychosomatic Research, memendam emosi merugikan kesehatan kamu, bahkan menyebabkan kematian dini. Maka itu, konflik dalam hubungan asmara atau rumah tangga pasti selalu ada. Solusinya, hadapi konflik dengan sabar dan komunikasi yang baik. Disarankan untuk tidak menghindari dan menunda perdebatan.
Cari momen berdua, utarakan isi hati masing-masing dan cari jalan keluarnya. kamu juga bisa meminta bantuan dari konselor pernikahan jika ada konflik yang memang sulit diselesaikan.
Konflik ini sejatinya adalah bumbu pernikahan yang dapat membuat kamu dan pasangan semakin mengenal satu sama lain, hubungan pun semakin kuat dan terlatih ke depannya.