By Anis Afifatul Azizah December 04, 2023 139

Strategi Komunikasi yang Efektif Untuk Si Avoidant Attachment Issue

Dalam hubungan, pemahaman terhadap pola keterikatan masing-masing pasangan dapat menjadi kunci keberhasilan. Salah satu pola keterikatan yang mungkin dihadapi adalah avoidant attachment, di mana seseorang cenderung menghindari keterlibatan emosional yang mendalam. Avoidant attachment adalah pola perilaku penghindaran yang dilakukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain. Orang dengan avoidant attachment cenderung menghindari keintiman, keterikatan, dan dukungan emosional dari orang lain.

Avoidant attachment biasanya berkembang pada masa kanak-kanak, ketika seorang anak merasa bahwa orang tua atau pengasuh mereka tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya. Hal ini dapat terjadi jika orang tua atau pengasuh sering tidak responsif terhadap kebutuhan anak, atau jika mereka secara aktif menolak kebutuhan anak.

Berikut adalah beberapa gejala avoidant attachment:

  • Menghindari keintiman emosional. Orang dengan avoidant attachment cenderung menjauhkan diri dari orang lain dan menghindari hubungan yang dekat.
  • Merasa tidak nyaman dengan ketergantungan pada orang lain. Orang dengan avoidant attachment merasa tidak nyaman untuk bergantung pada orang lain, bahkan untuk hal-hal yang sederhana.
  • Memiliki kesulitan untuk mengungkapkan emosi. Orang dengan avoidant attachment cenderung menyembunyikan emosinya atau mengekspresikannya dengan cara yang tidak langsung.

Jika Pasangan Kamu memiliki kecenderungan Avoidant Attachment issue, begini cara Strategi Komunikasi yang Efektif dengan Pasangan yang Menghindar

1. Pilih Waktu yang Tepat

  • Memilih waktu yang tepat untuk berbicara dapat menghindari konfrontasi yang tidak perlu. Hindari berbicara ketika pasangan sedang stres atau sibuk. Pahamilah pasanganmu terkait waktu dimana ia akan mudah mendengar kata - katamu atau keluh kesahmu.

2. Gunakan Komunikasi Non-verbal

  • Terkadang, ekspresi non-verbal seperti bahasa tubuh dapat memberikan lebih banyak informasi daripada kata-kata. Perhatikan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahasa tubuh secara keseluruhan.

3. Berikan Ruang untuk Ekspresi Emosi

  • Jangan memaksa pasangan untuk segera mengungkapkan perasaannya. Berikan waktu dan ruang untuk mereka merenung dan kemudian merespons. Karena terkadang seseorang membutuhkan waktu untuk memproses perasaanya. Dengan memberikanya spase ini pasanganmu akan merasa lebih diterima dan dihargai.

4. Ciptakan Suasana Aman untuk Pasanganmu

  • Jika pasanganmu mempunyai avoidant attachment issue mungkin memiliki nilai dan proses berpikir yang berbeda darimu. Ciptakanlah suasana aman bagi kalian berdua dan terimalah pasangan kamu apa adanya. Ketika pasangan merasa aman menjadi diri sendiri, kemampuan berkomunikasi dan tingkat keintiman kalian sebagai pasangan pasti akan meningkat.